Sabtu, 29 Maret 2008

"SAVE OUR EARTH"



(Opini)
“SAVE OUR EARTH”


Tema “Global Warming” tampaknya tidak akan pernah basi untuk di perbincangkan , karena dampak dari pemanasan global itu sendiri tidak hanya berdampak pada kota Pontianak, Kalbar, ataupun Indonesia tetapi seluruh penghuni planet bumi yang merasakannya.Di Indonesiapun kini sudah mulai merasakan dampak pemanasan global (global warming) yang dibuktikan dari berbagai perubahan iklim maupun bencana alam yang terjadi.
Indonesia menyumbang tujuh persen pencemaran dengan kadar karbon atau sebanyak 2,5 miliar ton CO yang berdampak pada terjadinya global warming . Hal ini terjadi karena laju dan tingkat penggundulan hutan di Indonesia mencapai satu juta hektar per tahun.

Dampak pemanasan global itu sendiri di antaranya, terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan.Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis seperti pemutihan karang seluas 30 persen atau sebanyak 90-95 persen karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut.

Pemanasan global juga memicu meningkatnya kasus penyakit tropis seperti malaria dan demam berdarah. setiap tahunnya di Indonesia semakin banyak pasien penderita penyakit ini.Selain itu, penelitian dari Badan Meteorologi dan Geofisika menyebutkan, Februari 2007 merupakan periode dengan intensitas curah hujan tertinggi selama 30 tahun terakhir di Indonesia. Hal ini menandakan perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global.

Indonesia yang terletak di equator, merupakan negara yang pertama sekali akan merasakan dampak perubahan iklim. Dampak tersebut telah dirasakan yaitu pada 1998 menjadi tahun dengan suhu udara terpanas dan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya.Diperkirakan pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 dari 18 ribu pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut.

Perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global telah menjadi isu besar di dunia. Mencairnya es kutub utara dan kutub selatan yang akan menyebabkan kepunahan habitat di sana merupakan bukti dari pemanasan global.

Penyebab dari pemanasan global itu sendiri antara lain, kegiatan manusia yang mengasilkan emisi gas rumah kaca dari industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik bahkan menggunaan listrik berlebihan.

Tampaknya hingar bingar pelestarian lingkungan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di kota Pontianak sudah tidak terdengar lagi.Tidak seperti yang terjadi pada akhir tahun 2007 yang lalu seiring di selenggarakannya UNFCCC di Bali, hampir semua instansi/lembaga pemerintah di kota Pontianak mengadakan penanaman pohon.Entah itu sejuta atau sepuluh juta pohon, yang pasti tindak lanjut dari penanaman pohon itu sendiri tidak ada.Tindak lanjut di sini seperti pemeliharaan pohon yang telah di tanam,hal ini ternyata tidak di lakukan oleh pihak yang merasa menanam pohon-pohon tersebut.Masyarakat Pontianak sepertinya memang suka dengan hal yang bersifat seremonial(perayaan) tanpa mengetahui makna dari tindakan atau hal yang di lakukan(suka ikut-ikutan).Di tambah lagi penggundulan hutan yang semakin tidak memikirkan dampak yang akan terjadi.Seperti yang belum lama ini terjadi,penangkapan ribuan kayu logging di daerah kabupaten Ketapang yang akan di jual ke Malaysia.Global warmig yang menjadi isu sentral di berbagai belahan dunia pastinya akan menjadi kenyataan setelah kita melihat apa yang di lakukan umat manusia ketika mengetahui dampak dari global warming itu sendiri.

Oleh karena itu yang harus dilakukan untuk mengatasi ancaman pemanasan global adalah melakukan penghematan energi listrik, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, menghentikan penebangan dan pembakaran hutan pemerintah juga harus didesak untuk menggunakan energi terbaru seperti matahari, air dan angin yang lebih ramah lingkungan.

Nah.. sebagai seorang mahasiswa Kesehatan, apakah yang harus kita lakukan? Sebenarnya simple saja, yaitu mulai menanamkan kepedulian lingkungan dalam kehidupan sehari-hari kita. Bila teman-teman ingin merancang pabrik, jangan lupakan aspek pengolahan limbah dan lingkungannya. Walaupun kontribusi terbesar Indonesia dalam global warming ialah melalui deforestasi, di negara luar, emisi CO2 dari pabrik kimia memiliki kontribusi besar dalam peningkatan konsentrasi gas rumah kaca. Nahh.. siapa tahu kita nanti bekerja di luar negeri.. Hehe.. Mari sadar sebelum terlambat,Let’s We All Together…Save Our Earth..


Reza Hidayat
Edja182@gmail.com
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
UniversitasMuhammadiyah Pontianak