Untuk semua pembaca yang telah sudi meninggalkan jejaknya di blog edja yang terlalu jauh dari kata sempurna ini, edja mo ngucapin
SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1429 H
semoga semua dosa dosa kita terampuni oleh Sang pencipta dan kita selalu diberi kelapangan untuk menghadapi pahit getirnya kehidupan demi menggapai kenikmatan kekal di surga Nya kelak. Semoga semangat Nabi Ibrahim AS dan keluarganya terpatri dalam diri_kita semua. Amin.
”Sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepadamu karunia yang berlimpah.Maka dirikanlah shalat untuk Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya musuh-musuhmu itulah yang terputus dari rahmat ALLAH. ” ( Al- Kautsar 1-3 )
Untuk tahun ini aku masih sama dengan tahun tahun sebelumnya yang masih belom bisa berkorban apa-apa yang bermanfaat. Setiap tahun yang dikorbankan hanya perasaan saja, bagaimana dengan pembaca??? Apapun itu yang penting tetap istiqomah agar senantiasa di jalan Nya yang benar.Ini lebaran haji yang ke 4 aku di pontianak, ya gimana lagi mau pulang ke ketapang libur nya cuma sehari, untuk mengobati kerinduan sama keluarga ya cukup telpon2an aja deh abis solat, lagi pula di pontianak banyak keluarga.Oh, iya aku mo ngucapin selamat hari raya IDUL ADHA juga buat temen2 fakultas ilmu kesehatan di manapun berada,yang pulkam ataupun yang di Pontianak, eh udah dulu ya sobat, mata ku udah berat ni, ngantuk banget, besok pagi kan harus bangun awal, mandi, berpakaian yang rapi trus pergi solat ID.Allahu Akbar 3x La ila hailallahuallahu akbar Allahu akbar walilla ilham.......
PONTIANAK, Jumlah pengidap HIV/AIDS di Kalimantan Barat dalam setahun terakhir cukup memprihatinkan. Kalbar yang saat ini menduduki peringkat lima besar dalam prevalensi kasus HIV/AIDS di Indonesia, rata-rata tiap hari terdeteksi satu pengidap HIV/AIDS baru.
"Di sejumlah daerah yang sebelumnya tidak dijumpai kasus HIV/AIDS, tahun ini ternyata ditemukan kasus. Yang cukup mencengangkan, di daerah terpencil sekali pun juga ditemukan ada pengidap HIV/AIDS," kata Koordinator Global Fund to Fight AIDS, Tuberculose, and Malaria (GF-ATM) Kalbar Rizal Ardiansyah.
Saat ditelusuri, HIV/AIDS di daerah terpencil itu dibawa penduduk setempat yang sempat merantau ke kota besar di Kalbar dan di Pulau Jawa. Sebagian dari pengidap HIV/AIDS di daerah terpencil itu meninggal dunia karena kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai bagi pengidap HIV/AIDS.
Komisi Penanggulangan AIDS Kalbar mencatat, dalam periode Januari-Oktober 2008 terdeteksi 370 orang positif HIV, 151 orang mengidap AIDS, dan 22 orang meninggal dunia akibat HIV/ AIDS.
Pemantauan dalam periode 1993-Oktober 2008 terdeteksi 1.606 orang positif HIV, 915 orang mengidap AIDS, dan 244 orang meninggal akibat HIV/AIDS. Pertumbuhan kasus HIV/AIDS di Kalbar pada tahun 2008 hingga bulan Oktober tersebut mencapai 26,05 persen.
Kasus HIV/AIDS di Kalbar paling banyak dijumpai di Kota Pontianak (1.380 kasus, 99 di antaranya meninggal dunia) dan Kota Singkawang (747 kasus, 63 di antaranya meninggal dunia). Kasus HIV/AIDS di Kalbar didominasi pengidap yang bera da pada kelompok usia 25-49 tahun dengan jumlah 1.543 orang, disusul kelompok umur 15-24 dengan jumlah 840 orang. Penyebab penularan HIV/AIDS di Kalbar didominasi faktor gonta-ganti pasangan (49,38 persen) serta penggunaan jarum suntik narkoba (18,92 pers en).
Kondisi HIV/AIDS yang cukup mengkhawatirkan ini mendorong DPRD Kalbar mengajukan hak inisiatif untuk membuat rancangan peraturan daerah tentang pencegahan dan penangulangan HIV/AIDS , Senin (20/10). Usulan tersebut mendapat tanggapan positif dari Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya yang mewakili pihak eksekutif.
"Dengan adanya usulan pembentukan perda tersebut, upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kalbar diharpkan semakin berjalan efektif," katanya.
Sementara itu, Rizal mengungkapkan, persediaan obat a ntiretroviral di Kabupaten Ketapang hanya cukup untuk tiga hari mendatang. Kabupaten yang terletak di bagian selatan Kalbar tersebut, dalam kurun waktu 1993-Oktober 2008 terdapat 56 penderita HIV/AIDS, delapan di antaranya telah meninggal dunia.
"Hingga kini kami masih bingung bagaimana mendapatkan obat ARV tersebut. Permintaan ke Departemen Kesehatan sudah diajukan beberapa waktu lalu tetapi belum juga dikirim. Kami sudah berupaya meminjam obat ARV dari rumah sakit di daerah lain, namun persediaan mereka juga menipis," kata Rizal.
KPI Kalbar juga mencatat persebaran HIV/AIDS tidak memandang umur serta status sosial. Buktinya, ODHA usia 0-15 tahun jumlahnya 97 orang, usia 15-24 tahun jumlahnya 840 orang, usia 24-49 tahun jumlahnya 1.543 orang dan usia di atas 50 tahun jumlahnya 41 orang. "Ditilik dari kasus per kasus, latar belakang penularan HIV/AIDS yang terjadi cukup beragam. Beberapa diantaranya terjadi karena berhubungan sex dengan sesama atau berlainan jenis, penyalahgunaan narkoba, transfusi darah, penggunaan alat kesehatan yang tidak steril dan lain sebagainya," terang Toto.
PERUBAHAN
Saat ini Kota Pontianak masih menduduki rangking pertama dalam persebaran HIV/AIDS di Kalbar. Dari data yang ada, hingga Oktober 2008 jumlah ODHA di Kota Pontianak mencapai 1.280 orang. Dari jumlah tersebut, 99 orang diantaranya telah meninggal dunia akibat HIV/AIDS.
Menyikapi fakta yang ada tersebut, para aktivis anti HIV/AIDS yang tergabung dalam GF-ATM Kalbar tidak pernah putus-putusnya menggelar kampanye anti HIV/AIDS.
Selaras dengan tema kegiatan peringatan hari AIDS Sedunia 2008, yakni "Yang Muda yang Membuat Perubahan", GF-ATM mencoba mengajak para generasi muda di Kalbar, untuk bersama-sama memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang HIV/AIDS. "Jumlah ODHA yang ada saat ini merupakan sebagain kecil dari jumlah yang sesungguhnya. Dalam konteks kasus persebaran HIV/AIDS, teori gunung es sepertinya sangat tepat untuk menggambarkan kondisi di lapangan," terang Rizal dari GF-ATM Kalbar.
STOP AIDS KEEP THE PROMISE "Yang Muda Yang Membuat Perubahan Bro"
Rombangan bus politikus berkunjung kedaerah terpencil untuk kampanye Pilkada. Jalan menuju daerah berliku-liku dan penuh jurang. Setelah mengadakan kampanye rombongan tersebut pulang ke kota namun naas, ditengah jalan mobil tersebut masuk jurang. Beberapa penduduk segera menolong mereka dengan menguburkan para penumpang bus ditempat itu juga. Sehari kemudian polisi datang ketempat kejadian lalu menanyakan ke para penduduk setempat.
Polisi: "Kemarin ada kecelakaan bus rombongan politikus, bagaimana dengan penumpangnya, apakah masih ada yang hidup?"
Penduduk: "Iya kemarin sih ada beberapa penumpang yang merintih: 'tolooong saya pak, saya masih hiduuup.'"
Polisi: "Lalu kemana penumpang yang hidup itu sekarang?"
Penduduk: "Sudah kita kubur, Bapak kan tau sendiri kejujuran politikus. Bilangnya A tapi nyatanya B. Paling mereka kemarin ngaku hidup, padahal sih sebenarnya sudah mati. Jadi kita kubur saja!"
Tema “Global Warming” tampaknya tidak akan pernah basi untuk di perbincangkan , karena dampak dari pemanasan global itu sendiri tidak hanya berdampak pada kota Pontianak, Kalbar, ataupun Indonesia tetapi seluruh penghuni planet bumi yang merasakannya.Di Indonesiapun kini sudah mulai merasakan dampak pemanasan global (global warming) yang dibuktikan dari berbagai perubahan iklim maupun bencana alam yang terjadi. Indonesia menyumbang tujuh persen pencemaran dengan kadar karbon atau sebanyak 2,5 miliar ton CO yang berdampak pada terjadinya global warming . Hal ini terjadi karena laju dan tingkat penggundulan hutan di Indonesia mencapai satu juta hektar per tahun.
Dampak pemanasan global itu sendiri di antaranya, terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan.Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis seperti pemutihan karang seluas 30 persen atau sebanyak 90-95 persen karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut.
Pemanasan global juga memicu meningkatnya kasus penyakit tropis seperti malaria dan demam berdarah. setiap tahunnya di Indonesia semakin banyak pasien penderita penyakit ini.Selain itu, penelitian dari Badan Meteorologi dan Geofisika menyebutkan, Februari 2007 merupakan periode dengan intensitas curah hujan tertinggi selama 30 tahun terakhir di Indonesia. Hal ini menandakan perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global.
Indonesia yang terletak di equator, merupakan negara yang pertama sekali akan merasakan dampak perubahan iklim. Dampak tersebut telah dirasakan yaitu pada 1998 menjadi tahun dengan suhu udara terpanas dan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya.Diperkirakan pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 dari 18 ribu pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut.
Perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global telah menjadi isu besar di dunia. Mencairnya es kutub utara dan kutub selatan yang akan menyebabkan kepunahan habitat di sana merupakan bukti dari pemanasan global.
Penyebab dari pemanasan global itu sendiri antara lain, kegiatan manusia yang mengasilkan emisi gas rumah kaca dari industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik bahkan menggunaan listrik berlebihan.
Tampaknya hingar bingar pelestarian lingkungan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di kota Pontianak sudah tidak terdengar lagi.Tidak seperti yang terjadi pada akhir tahun 2007 yang lalu seiring di selenggarakannya UNFCCC di Bali, hampir semua instansi/lembaga pemerintah di kota Pontianak mengadakan penanaman pohon.Entah itu sejuta atau sepuluh juta pohon, yang pasti tindak lanjut dari penanaman pohon itu sendiri tidak ada.Tindak lanjut di sini seperti pemeliharaan pohon yang telah di tanam,hal ini ternyata tidak di lakukan oleh pihak yang merasa menanam pohon-pohon tersebut.Masyarakat Pontianak sepertinya memang suka dengan hal yang bersifat seremonial(perayaan) tanpa mengetahui makna dari tindakan atau hal yang di lakukan(suka ikut-ikutan).Di tambah lagi penggundulan hutan yang semakin tidak memikirkan dampak yang akan terjadi.Seperti yang belum lama ini terjadi,penangkapan ribuan kayu logging di daerah kabupaten Ketapang yang akan di jual ke Malaysia.Global warmig yang menjadi isu sentral di berbagai belahan dunia pastinya akan menjadi kenyataan setelah kita melihat apa yang di lakukan umat manusia ketika mengetahui dampak dari global warming itu sendiri.
Oleh karena itu yang harus dilakukan untuk mengatasi ancaman pemanasan global adalah melakukan penghematan energi listrik, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, menghentikan penebangan dan pembakaran hutan pemerintah juga harus didesak untuk menggunakan energi terbaru seperti matahari, air dan angin yang lebih ramah lingkungan.
Nah.. sebagai seorang mahasiswa Kesehatan, apakah yang harus kita lakukan? Sebenarnya simple saja, yaitu mulai menanamkan kepedulian lingkungan dalam kehidupan sehari-hari kita. Bila teman-teman ingin merancang pabrik, jangan lupakan aspek pengolahan limbah dan lingkungannya. Walaupun kontribusi terbesar Indonesia dalam global warming ialah melalui deforestasi, di negara luar, emisi CO2 dari pabrik kimia memiliki kontribusi besar dalam peningkatan konsentrasi gas rumah kaca. Nahh.. siapa tahu kita nanti bekerja di luar negeri.. Hehe.. Mari sadar sebelum terlambat,Let’s We All Together…Save Our Earth..
Reza Hidayat Edja182@gmail.com Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan UniversitasMuhammadiyah Pontianak